13/Jun/2021

Impian Koperasi Hubung Horang untuk memiliki sebuah unit usaha semakin dekat. Setelah bekerja selama kurang lebih 3 bulan, wujud bangunan Rumah Produksi hasil kerjasama Yayasan Gerbang Alam Timur, Koperasi Hubung Horang dan Konsulat Jenderal Australia di Bali kian berwujud.

Di atas lahan seluas 1,9 ha milik Yohanes Wuek, Rumah Produksi tersebut dibangun secara swadaya oleh seluruh anggota kelompok. Kepada perwakilan Yagat di Lato, Yohanes mengatakan usaha pengolahan tepung kelor ini mempunyai masa depan yang menjanjikan, untuk itu ia bersedia menghibahkan sebagian kecil lahannya untuk digunakan oleh kelompok.

Bangunan Rumah Produksi dengan luas 155 m2 dibangun secara swadaya oleh anggota kelompok. Ditengah-tengah kesibukkan mereka yang sebagian besarnya merupakan petani, para anggota masih sempat meluangkan waktu untuk bergotong royong membangun bangunan ini. Anggota kelompok, ibu-ibu dan bapak-bapak, secara aktif terlibat sejak tahap awal pembukaan lahan, penyediaan material lokal seperti batu dan kayu bangunan, pengerjaan fondasi dan ovol hingga mendirikan rangka bangunan.

File Video: https://www.youtube.com/watch?v=CsKlqCVIF4c

 

 

01/05/21

Pada 17 - 18 Maret bersama Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi NTT (DP3A), YAGAT melaksanakan kegiatan Penguatan Ekonomi Perempuan Marginal di desa Humusu-Wini, Kabupaten Timor Tengah Utara. Peserta yang hadir adalah ibu-ibu yang kebanyakan adalah perempuan kepala keluarga (janda).

 “Hidup memang berat namun harus terus dijalani, seberat apapun itu”, keluh beberapa peserta sampai berurai air mata.

 Beban para ibu akan menjadi ringan bila berkelompok. Para ibu umumnya berprofesi sebagai penenun. Di saat pandemi seperti ini mereka mengakui bahwa tantangan terbesarnya ialah pemasaran. Namun ketika dunia bergegas ke pemasaran online, kelompok rentan di desa ini tak punya telepon seluler. Jangankan handphone android, hp senter (Nokia) pun belum semua memilikinya.

 Mereka sungguh kelompok marginal yang berada jauh di akar rumput. Tawaran bekerjasama dalam kelompok untuk saling membantu adalah suatu alternatif yang disambut dengan antusias. Tentunya kelompok perempuan marginal ini akan terus didampingi menuju kemandirian dan keberlanjutan agar bisa mengubah air mata derita menjadi senyum sukacita.

Supaya mampu mandiri dan berkelanjutan syarat utama adalah saling percaya, kompak dan bekerja sama. Dibutuhkan pengurus, pemimpin yang handal yang mampu merangkul semua anggotanya agar bersama sama mencapai tujuan. Dalam roleplay latihan memimpin rapat, semua peserta semangat dan berani mengungkapakan pendapat. Berani bicara dalam kelompok kecil memupuk nyali untuk berani maju berbicara di depan kelas.

Rencana Tindak Lanjut yang telah dibuat adalah komitmen untuk memulai dari diri sendiri dan bersama kelompok maju menuju sejahtera. YAGAT, DP3A dan kelompok perempuan akan terus berjejaring menenun kain kehidupan dangan motif cinta kasih.

 

Foto 1. Seorang ibu sedang bercerita tentang keseharian hidupnya.

28/04/21

YAGAT memfasilitasi Koperasi Wanita Lelamuda di Desa Leraboleng, Kecamatan Titehena untuk bergabung bersama Induk Koperasi Wanita Pengusaha Indonesia (INKOWAPI). Pada pertemuan hari Selasa (30/03) yang dihadiri oleh tidak kurang dari 30 anggota kelompok wanita Lelamuda, Direktur YAGAT, ibu Raineldis Hayon yang kerap disapa Oa Hayon menyampaikan kabar sukacita ini secara langsung kepada seluruh anggota kelompok.

“Kita sudah bergabung dengan INKOWAPI. Ini merupakan sebuah langkah progresif untuk kelompok kita. Kemudian apa yang akan berikutnya kita lakukan? Kita perlu berpikir mengenai sebuah usaha produktif yang mampu menjadi sumber pendapatan koperasi”, tantang ibu Direktur.

Menjawab tantangan ini anggota telah merumuskan beberapa kegiatan produktif seperti produksi kripik ubi, menjahit pakaian tradisional dan jual beli komoditi pertanian.

Pertemuan dibagi dalam beberapa sesi yakni seminar dan diskusi isu-isu yang dihadapi kelompok seperti kaderisasi, administrasi dan pembukuan, analisa usaha, dan perencanaan kegiatan kelompok. Kegiatan analisa usaha sangat bermanfaat bagi para anggota koperasi. Seluruh anggota kelompok dapat memahami dengan baik cara menghitung biaya produksi dan cara menentukan harga jual produk mereka.

“Seluruh ibu-ibu yang menjadi anggota koperasi kami ini, semuanya adalah petani dan penjual sayur di pasar tradisional. Saya yakin kami bisa melakukan semua hal yang sudah kami sepakati”, ujar salah seorang anggota kelompok dengan antusias.

Semoga Koperasi Wanita Tani Lelamuda menjadi pengumpul komoditi pertanian di Desa Leraboleng untuk menjadi contoh bagi koperasi-koperasi wanita tani lainnya di NTT dan Indonesia.

 

 

Foto 1. Berfoto bersama Anggota Koperasi Wanita Tani Lela Muda, Leraboleng

09/04/2021

Sudah satu bulan berjalan eksekusi proyek pembangunan Rumah Produksi Moringa Oleifera di Desa Watowara, Kecamatan Titehena, Kabupaten Flores Timur. Proses pengerjaan di lapangan dilakukan oleh anggota Koperasi Hubung Horang sebagaimana rencana yang disepakati bersama. Setiap minggu selalu ada kerja kelompok mulai dari membuka jalan ke lokasi pembangunan, membersihkan dan menggali fondasi, membuat fondasi serta isian fondasi. Semua tahapan ini dilakukan melalui pembagian kelompok kerja dalam hal ini semua anggota terlibat baik laki-laki maupun perempuan.

Pada hari Selasa (06/04) YAGAT memfasilitasi kunjungan virtual oleh Konjen Australia di Bali untuk melihat secara “langsung” proyek pembangunan Rumah Produksi Moringa Oleifera. Dalam kunjungan online tersebut, selain bertemu Direktur YAGAT, pihak Konjen juga bertemu langsung dengan anggota kelompok yang menghibahkan tanah miliknya untuk didirikan fasilitas Rumah Produksi Moringa Oleifera.

“Kami semua menyambut baik kerjasama ini. Saya sendiri merasa bahwa lewat kerjasama yang diatur oleh YAGAT, kelompok kami bisa punya usaha yang produktif”, sambut Yohanes Wuek.

Walau mendapatkan sambutan yang positif dari anggota kelompok dan masyarakat luas di desa, pembangunan Rumah Produksi berjalan tanpa kendala. Kendala utama yang dihadapi selama satu bulan proyek ini ialah cuaca yang tidak menentu, yakni hujan yang terus menerus. Hal lainnya adalah  kesibukan anggota kelompok dimana saat ini  memasuki masa panen padi, jagung dan kacang tanah di ladang mereka. Petani seolah berkejaran dengan situasi cuaca yang tidak menentu, lambat panen maka padi jagung dan kacang tanah akan rusak. Hal ini membuat kerja kelompok menjadi tertunda.

Walau demikian kelompok tetap kompak dengan terselesainya tahap awal (pengerjaan fondasi) pembangunan Rumah Produksi.

 

    

Kris, Rieski, dan Oa Hayon dalam Virtual Visit Konjen Australia di Bali

 

Sumber Gambar: DAP Program Konsulat Jenderal Australia di Bali & YAGAT 

Subkategori