- Detail
- Ditulis oleh Admin
6/September/2024
Dalam rangka kerja Kolaborasi Intregrasi Stekeholders di daerah pedesaan di Provinsi Nusa Tenggara Timur, maka terjalin kerja sama antara Universitas Nusa Cendana (UNDANA) Kupang dengan Unversity of New South Wales (UNSW) Sydney dan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Kerja sama ini diawali dengan kegiatan Fokus Group Discusion (FGD) dengan Tema “Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Perempuan melalui Organisasi Keagamaan di Pedesaan Indonesia Bagian Timur”. Kegiatan ini terlaksana pada 3 September 2024, bertempat di Aula Kantor LPPM Undana Kupang.
FGD tersebut dihadiri oleh 28 peserta dari berbagai elemen masyarakat seperti Pimpinan Lembaga Koperasi, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), pelaku usaha, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi dan Kota Kupang, Dinas Perindustiran dan Perdagangan, Dinas Koperasi, Dinas Pariwisata, serta Peneliti Iklim dari UNDANA. YAGAT turut diundang dalam kegiatan ini.
Sebagai Pemantik diskusi adalah Profesor Minako dari UNSW, dan Profesor Amelia Fausiah dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kedua ibu ini sudah melakukan penelitian selama 14 tahun di Indonesia khususnya di bidang Keagamaan dan Pemberdayaan Masyarakat. Topik yang diteliti selama ini ialah peran pelaku usaha Perempuan muslim dan ketahanan ekonomi keluarga serta pengambilan keputusan dalam keuangan keluarga. Hasilnya ialah rata-rata perempuan muslim yang memiliki dan mengelola usaha sendiri cenderung lebih demokratis. Hal ini disebabkan oleh usaha yang dijalankannya cenderung melibatkan suami dan anak – anak. Akibatnya, keterbukaan informasi dan relasi komunikasi berjalan baik dan terhindari dari dominasi dan tekanan laki-laki/suami.
Setelah sekian lama melaksanakan penelitian di bidang usaha perempuan muslim, saat ini beliau hendak melakukan penelitian tentang Peran Lembaga Keagamaan dalam Memajukan Ekonomi Sosial di daerah NTT yang mayoritas adalah Kristen dan Katolik. Untuk tujuan ini peserta yang hadir memberi masukan terkait pengalaman masing-masing lembaga dalam mengelola dan membangun usaha dan sejauh mana perhatian terhadap upaya pengembangan usaha perempuan (UMKM Perempuan) Katolik dan Kristen. Selanjutnya yang akan menjadi tema peneliatiannya ke depan adalah “Pemberdayaan UMKM Perempuan di pedesaan di Provinsi NTT”. FGD ini sebagai lagkah awal untuk mendapat masukan-masukan untuk berproses menuju langkah-langkah selanjutnya.
Kegiatan FGD Koloborasi UNDANA, UNSW, UIN Syarif Hidayatullah |
Befototo bersama Prof. Minako (kanan) |
- Detail
- Ditulis oleh Admin
11/Juli/2024
Pada tanggal 9 – 10 Juli 2024, bertempat di Luminox Hotel, Jakarta Barat telah dilaksanakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Standarisasi Lembaga Penyedia Layanan Pemberdayaan Perempuan. Kegiatan ini diprakarsai oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak, Deputi Bidang Kesetaraan Gender. Peserta yang hadir dalam kegiatan ini berjumlah 20 orang yang merupakan utusan dari 5 provinsi di Indonesia yakni Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Kalimantan Barat dan Jawa Timur. Tiga perwakilan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) lokal dari Provinsi NTT ialah Yayasan Gerbang Alam Timur (YAGAT), Yayasan Alfa Omega (YAO) dan Yayasan Ume Daya Mandiri (UDM). Bimtek bertujuan untuk merumuskan pedoman bagi Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam melakukan penguatan dan pengembangan lembaga-lembaga yang menjalankan peran sebagai Lembaga Penyedia Layanan Permberdayaan Perempuan (LP-LPP).
LP-LPP merupakan Lembaga milik Pemerintah atau Lembaga Masyarakat berbadan hukum yang melakukan upaya untuk meningkatkan kualitas hidup dan partisipasi aktif perempuan dalam pembangunan di bidang politik, hukum, sosial dan ekonomi, baik dalam implementasi kebijakan maupun administrasi dalam penyelengaraan layanan.
LP-LPP bisa diandalkan sebab memiliki jejaring yang kuat, tidak tergantung APBN/APBD, menyentuh isu-isu sensitive di masyarakat, memiliki kemampuan membaur dan terjun langsung ke masyarakat serta kebanyakan dikelola oleh masyarakat secara swadaya. Melihat keunggulan tersebut, Pemerintah berinisiatif untuk melakukan penguatan dengan memperkuat lembaga-lembaga tersebut pada bidang pembangunan yakni politik, hukum, sosial dan ekonomi.
Kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Standarisasi LP-LPP 2024 |
Kiri ke kanan: Damaris-UDM, Martin Malo-YAO, Oa Hayon-YAGAT, dan dr. Tres Ralo-DP3A Provinsi NTT. |
Program LP-LPP meliputi promosi dan sosialisasi, peningkatan kapasitas, pemberdayaan di bidang politik, hukum, kesehatan, lingkungan, pendidikan, ekonomi. Program LP-LPP adalah kegiatan dengan tujuan khusus yang harus dicapai dalam waktu tertentu dengan menggunakan pendekatan yang sistematis, secara terencana dan di-aplikasikan terhadap satu isu tertentu, misalnya program pemberdayaan ekonomi perempuan dengan pendampingan, sehingga dapat meningkatkan ekonomi perempuan. Di samping itu, pemberdayaan di kesehatan dan kesetaraan gender lainnya seperti pada aspek kesehatan reproduksi, peningkatan kapasitas bagi fasilitator dan perempuan pedesaan, integrasi gender dan kesehatan lansia, dan pelatihan bagi petugas puskesmas.
Produk layanan LP-LPP meliputi Informasi, Konsultasi, Pelatihan, Jejaring. Layanan LP-LPP adalah kegiatan rutin yang dilaksanakan secara berulang yang berbasis waktu (harian/mingguan/bulanan)oleh pengelola LP-LPP dalam rangka memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat dampingan, seperti layanan informasi kesehatan perempuan, layanan edukasi politik kepada calon legislator perempuan, layanan representasi perempuan yang berhadapan dengan masalah hukum, dll.
Diharapkan dengan Bimtek ini peserta yang hadir bisa melakukan sosialisasi kepada Dinas di Kabupaten/Kota agar dapat menggandeng lembaga masyarakat setempat untuk menyiapkan LP-LPP di tingkat Kabupaten/Kota.
- Detail
- Ditulis oleh Admin
24/Maret/2024
Kelompok Usaha Bersama Simpan Pinjam (UBSP) Sehati berkembang baik. Kelompok ini dibentuk pada 10 Maret 2019 di rumah mama Betseyba (mama Becy) di Dusun V Desa Usapi, Nekamese, Kabupaten Kupang. Lahirnya kelompok ini di-inisiasi oleh beberapa orang yang masih memiliki pertalian saudara yang termotivasi untuk membantu ekonomi sesama saudara di dalam keluarga besar. Dalam perkembangannya kelompok ini kemudian membuka diri untuk siapa saja yang dengan sadar dan sukarela mau bergabung. Setelah lima tahun berjalan anggota dan modal semakin bertambah. Jumlah anggota saat ini ialah 35 orang, terdiri dari 14 anggota perempuan dan 21 anggota laki-laki, dengan total aset kelompok mencapai Rp. 33,000,000. Perputaran uang dalam setahun mencapai 40-an juta, dan menghasilkan Sisa Hasil Usaha (SHU) sebesar Rp. 1,999,200. SHU dibagikan kepada anggota secara berkeadilan melalui perhitungan bulan saham anggota. Hal ini menambah kepercayaan anggota kepada kelompok, sehingga menambah nilai positif kelompok di Desa Usapi.
Terdapat 2 orang anggota baru yang bergabung pada tahun 2023. Pertambahan jumlah anggota ini terjadi karena cerita sukses terkait manfaat ekonomi dari usaha simpan pinjam anggota kelompok Sehati. Kelompok UBSP Sehati sudah mendapat pengakuan dari Pemerintah Desa Usapi melalui SK Kelompok yang dikeluarkan oleh Pemerintah Desa pada tahun 2022. Anggota kelompok menemukan kesadaran baru dalam mengakses modal. Selama lima tahun belakangan para anggota telah belajar, mengalami dan menemukan manfaat UBSP. Dibandingkan dengan akses pinjaman harian/mingguan dan sistem arisan, kegiatan UBSP membuat anggota menjadi lebih terarah pada belanja kebutuhan keluarga karena telah melalui perencanaan keuangan dalam rumah tangga anggota. Hasilnya adalah kebutuhan keluarga yang terencana dalam rumah tangga dapat terpenuhi. |
Sejauh ini manfaat UBSP Sehati bagi anggota diantaranya membantu biaya pendidikan anak, merenovasi rumah serta pembiayaan kesehatan. Secara sosial, UBSP telah meningkatkan suasana kekeluargaan di antara anggota kelompok. Di samping itu, kelompok ini juga menjadi wadah belajar bersama, bertukar informasi dan pengalaman tentang usaha kebun, ternak juga pasar. Baca juga: Rapat Akhir Tahun UBSP Sehati 2020 |
|
Gambar 1. Kepala Desa Usapi memberikan sambutan. |
Gambar 2. Seorang warga yang meminta pendampingan kelompok kepada Yagat. |
- Detail
- Ditulis oleh Admin
18/Desember/2023
Kelompok ibu-ibu ini dilatih oleh YAGAT untuk membuat Stik Rumput Laut dan hasilnya memuaskan sebab para ibu bisa mempraktikan sendiri setelah pelatihan. Hasil olahan rumput laut dijadikan camilan bergizi, dikemas dan dijual sebagai sumber pendapatan alternatif keluarga.
Keistimewaan dari produk ini adalah dapat disimpan lama dan tidak menyerap minyak saat digoreng. Hal ini sudah dibuktikan oleh kelompok Kerahiman Pagong Desa Adabang, dan Kelompok Ibu Mage Ama, Donarita, Ile Goran di Desa Watowara, Kabupaten Flores Timur.
Jenis rumput laut eucheuma cottonni lebih komersil dibanding jenis yang lain dan potensial dikembangkan menjadi berbagai jenis produk olahan. Setelah sukses dengan kegiatan budidaya rumput laut kali lalu, kali ini YAGAT mencoba mengajak kelompok ibu di desa-desa dampingan untuk membuat pangan olahan dari rumput rumput. Pelatihan ini didukung oleh Head Embassy Fund (HEF) New Zealand Aid Round I 2021 – 2022. Pelatihan pengolahan rumput laut ini digagas setelah melihat kondisi masyarakat selama ini yang sering mengkonsumsi rumput laut segar dengan cara di-lawar (rumput laut segar dicuci dengan air panas, diiris dan dicampur dengan tomat, kelapa parut dan bumbu-bumbu lainya) lalu dimakan sebagai lauk. Tentu saja olahan ini tidak bisa disimpan lama. |
Gambar 1. Para peserta dan produk stik rumput laut di Desa Watowara. |
|
Melalui pelatihan ini masyarakat semakin mengenal bahwa rumput laut dapat diolah menjadi berbagai pangan olahan, menjadi camilan basah maupun kering dan dapat disimpan lama. Masa simpan stik rumput laut bisa mencapai 2 bulan. Dengan demikian, produk rumput stik laut layak dijual took dan kios, sebagai oleh-oleh bagi anak atau sahabat kenalan. Hal ini menjadi suatu pengalaman sekaligus pelajaran baru bagi para ibu di desa dan tentunya tercipta satu lagi sumber pendapatan baru bagi keluarga. Untuk membantu memasarkan produk olahan rumput laut, YAGAT telah memfasilitasi jaringan pemasaran bersama Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Flores Timur, Asosiasi Perhotelan serta PT. ASDP Kabupaten Flores Timur di Larantuka, dan beberap gerai dan kios di kota. Selain itu juga YAGAT telah memfasilitasi kelompok dalam pengurusan izin produksi, pengemasan, dan label yang memenuhi standar kesehatan hingga diterbitkannnya nomor P.IRT (Pangan Industri Rumah Tangga). Kini produk-produk dari desa dapat dititipkan di tempat-tempat yang disebutkan di atas. |
Subkategori
Halaman 1 dari 10