15/Desember/2021
Isu inklusi telah lama dielu-elukan dalam program-program pembangunan skala global dan lokal. Inklusi masih menjadi salah satu agenda penting dalam SDGs hingga 2030 mendatang.
Pada dasarnya pembangunan yang inklusi merupakan pembangunan yang dalam pelaksanaannya melibatkan seluruh pihak yang bekepentingan khususnya kelompok rentan / vulnerable groups secara aktif untuk mencapai tujuan. Melalui keterlibatan seluruh pemangku kepentingan, diharapkan program-program pembangunan mampu mengatasi ketimpangan-ketimpangan sosial di tengah masyarakat.
YAGAT menyambut baik inisiatif Humanity & Inclusion (HI) dan CIS Timor untuk mengikuti kegiatan Pelatihan WGQ (Washington Group Question) untuk meningkatkan pengetahuan, kapasitas dan keterampilan dalam melakukan, mengelola dan menganalisis pengumpulan data disabilitas. WGQ terdiri dari 6 pertanyaan tentang fungsi kemampuan indrawi yang dilengkapi dengan 4 pilihan jawaban. Selain pertanyaan umum dalam initial assessment, melalui pertanyaan-pertanyaan tersebut agen pembangunan mampu mengidentifikasi kebutuhan beneficiaries. Proses identifikasi kebutuhan yang tepat akan mengarahkan program pada intervensi yang tepat pula.
Selama 2 hari pelatihan daring tersebut seluruh peserta dibagikan pemahaman mengenai inklusi difabel dari para ahli dan praktisi di bidang tersebut seperti Berti Malingara (HI) dan Kuni Fatonah (SIGAB). Dalam pengantarnya Berty menjelaskan, “inklusi paling tidak penting karena melalui pendekatan inklusi kita mampu mengindentifikasi kebutuhan yang spesifik, hasil pembangunan kita bisa dinikmati oleh smeua kalangan, dan memastikan semua orang mendapat akses yang sama tanpa terkecuali”.
Washington Group Questions