19/Oktober/2022
Setelah menikmati beberapa kali panen rumput laut yang menguntungkan, petani rumput laut mulai menarik peralatan budidayanya ke darat. Paling tidak sudah 4 kali panen rumput laut dilakukan kelompok Hubung Horang setelah YAGAT memfasilitasi bantuan benih dan peralatan budidaya rumput laut dari Kedutaan Besar New Zealand di Jakarta pada bulan Juli lalu.
Hujan yang datang lebih awal tahun ini membuat petani rumput laut mulai waspada. Kelompok tani Hubung Horang mulai mengurangi jumlah bibit yang dibudidayakan. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kerusakan pada bibit akibat terpaan gelombang. Dengan demikian hasil panen pun berkurang. Di saat yang sama harga rumput laut kering pun anjlok ke titik terendah sampai dengan Rp5,000 per kg. Kondisi ini membuat petani menahan diri untuk tidak menjual produk mereka. Saat ini rumput laut kering yang ada disimpan sambil menunggu harga membaik di pasaran.
Kondisi cuaca sedang tidak bersahabat untuk usaha budidaya rumput laut saat ini. Hujan yang semakin sering turun serta laut yang mulai bergelombang membuat kelompok tani rumput laut memutuskan untuk menarik semua peralatan budidayanya untuk diungsikan ke darat. Petani rumput laut mulai menggulung dan menyimpan secara baik peralatannya untuk digunakan lagi setelah musim hujan berlalu, paling tidak hingga bulan Maret tahun 2023. Dengan demikian aktivitas di laut untuk sementara dihentikan.
Kelompok tani rumput laut bergeser ke darat untuk mengolah lahan, membersihkan dan menanami kebun dengan tanaman pangan dan sayur-sayuran.
Anggota kelompok sedang mengumpulkan sisa rumput laut sebelum menarik semua pelengkapan budidaya rumput laut ke darat untuk diamankan.